DI
SUSUN OLEH :
HELMI
A 401
11 071
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGERUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga makalah yang bertemakan e-learning ini dapat terselesaikan. Makalah
ini di buat guna mempermudah proses pembelajaran dan agar pembaca dapat
memahami apa sebenarnya pengertian dari e-learning itu dan apa manfaat dari
e-learning tersebut.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu. Dan tidak lupa di harapkan masukan atau kritikan yang bersifat
membangun dari teman-teman untuk lebih menyempurnakan makalah ini di masa yang
akan datang.
Palu,30
Maret 2013
Hormat Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Pendahuluan
1
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
3
A. Pengertian E-Learning
3
B. Fungsi E-Learning
4
C. Manfaat E-Learning
5
D. Keuntungan dan Keterbatasan E-Learning
8
BAB II PENUTUP
9
A. Kesimpulan
9
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pengetahuan yang didapat oleh
seseorang takkan pernah ada bila tanpa melalui proses pembelajaran. Sedangkan
hakekat dari pada pembelajaran itu sendiri adalah untuk memperoleh pengetahuan. Dan
untuk memperoleh hal-hal tersebut, dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan
atau dapat juga dengan membaca buku.
Namun dapat dibayangkan bila pelatihan tersebut dapat digantikan dengan
menggunakan bantuan alat seperti teknologi informasi dan komunikasi yang kini
berkembang sedemikian pesatnya seiring dengan perkembangan jaman dan telah
merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Bayangkan pula berapa waktu dan biaya yang dapat dihemat bila proses
pelatihan dan pembelajaran tersebut dapat dilakukan tanpa memandang siapa
pelakunya, tanpa batasan tempat dan waktu. dengan menggunakan bantuan teknologi
informasi dan komunikasi tersebut. Adanya alat-alat itu dapat mengubah pikiran
manusia, mengubah cara kerja dan cara hidupnya. Demikian juga, pendidikan tidak
terlepas dari pengaruh teknologi. Kejadian ini dapat diidentifikasikan sebagai
kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, informasi dan komunikasi.
Untuk
itu pembahasan makalah ini diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut.
Berdasarkan fakta yang ada, dan karya-karya ilmiah yang telah ditulis oleh para
pakar pendidikan, telah ditemukan upaya untuk memajukan dunia pendidikan,
dengan menciptakan/memperkenalkan sistem pembelajaran yang efektif dan efisien
bagi guru dan peserta didik.yang berupa pembelajaran jarak jauh dengan
mempergunakan media elektronika yang dikenal dengan istilah E-Learning.
Selanjutnya, berangkat dari latar belakang masalah
tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami beri judul “E-Learning ”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari
e-learning
2. Apa fungsi dari
e-learning
3. Apa manfaat dari
e-elerning
4. Apa keuntungan dan
kerugian e-elerning
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian dari e-learning
2. Mengetahui fungsi
dari e-learning
3. Mengetahui manfaat
dari e-elerning
4. Mengetahui
keuntungan dan kerugian e-learning
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian E-Learning
Sistem
pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic
learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam
proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi
logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu
duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung.
E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu
saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program
pendidikan.
E-learning
adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan atau internet.
e-learning memungkinkan pembelajaran untuk belajar melalui komputer di tempat
mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan
di kelas. e-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran
berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line
baik melalui jaringan lokal maupun internet, Distribusi secara off-line
menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi
dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui
media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan
belajar di tempat di mana dia berada.
Banyak pakar yang
menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang
sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut. E-learning merupakan
suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer
lain [Hartley, 2001]. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet,
jaringan komputer, maupun komputer standalone [LearnFrame.Com, 2001]. Rosenberg
(2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet
untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya
menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.
Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning di -gunakan sebagai istilah untuk segala teknologi
yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pe-ngajaran lewat teknologi
elektronik internet.
B. Fungsi E-Learning
Terdapat 3 (tiga) fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembalajaran di kelas
(classroom instruction), yaitu :
a. Suplemen (tambahan),
mahasiswa mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Sekalipun sifatnya hanya bersifat optional,
mahasiswa yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau
wawasan, walaupun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen.
b. Komplemen
(pelengkap), apabila materi pembelajaran elektronik diprogram untuk melengkapi
materi pembelajaran yang diterima mahasiswa di dalam kelas. Sebagai komplemen
berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) yang bersifat enrichment atau remedial bagi pengajar
dalam megikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Substitusi (Pengganti)
berfungsi agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktifitas lainnya
yang dikerjakan
mahasiswa sehari-hari. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat
dipiih peserta didik, yaitu : (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
(2) sebagian secara tatap muka dan sebagian melalui internet, atau bahkan (3)
sepenuhnya melalui internet.
Substitusi
(pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan
belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada
tiga model yang dapat dipilih, yakni : (1) sepenuhnya secara tatap muka
(konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet,
atau (3) sepenuhnya melalui internet.
C. Manfaat E-Learning
Semakin banyak perusahaan dan individu yang memanfaatkan
e-learning sebagai sarana untuk pelatihan dan pendidikan karena mereka melihat
berbagai manfaat yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis web-internet ini.
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning yang lain,
diantaranya adalah:
1.
Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta
didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut
pandang :
a.
Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan
berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat
berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan
email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi
dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas
pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b.
Manfaat bagi pengajar
h Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang
diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/instruktur akan lebih
mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan
perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol
kegiatan belajar siswanya.
Manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates
(Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran
elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta
didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara
peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat berani atau mempunyai kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Karena
pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat
terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh
beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini
tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun
yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan
pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau
mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
2. Memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place
flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana
saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran,
dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk
bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu
dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada
pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah
memanfaatkan internet sebagai metode / media penyajian materi. Sedangkan di
Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan
pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT
masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai tutorial
elektronik (Anggoro, 2001).
3. Menjangkau peserta
didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan
fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas.
Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana
saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar
dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi
siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah
penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Fasilitas yang tersedia
dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang
turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga
dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan
perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.
Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi
pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari
peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab
atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan
untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu
oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga
dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari
instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya
dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
D. Keuntungan dan keterbatasan E-Learning
Kemajuan
penggunaan e-learning dimotivasi oleh kelebihan dan keuntungannya. Ada beberapa
kelebihan yang ditawarkan e-learning, antara lain : biaya, fleksibilitas,
standardisasi pengajaran, efektivitas pengajaran, dan kecepatan distibusi.
Kelebihan pertama e-learning adalah pengurangan biaya pendidikan.
Dengan adanya e-learning, lembaga pendidikan dapat menekan biaya transportasi
dosen, makan siang, pengadaan gedung, maupun peralatan kelas seperti papan tulis,
proyektor dan alat tulis. Waktu dan tempat belajar dapat dilakukan kapan saja
dan di mana saja sehingga lebih fleksibel. E-learning dapat disesuaikan dengan
kecepatan belajar masing-masing mahasiswa, karena mereka dapat mengatur sendiri
kecepatan perkuliahan yang diikuti. E-learning dapat menghapus perbedaan
kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan dosen. Perkuliahan e-learning
selalu memiliki standar yang sama setiap kali diakses dan tidak tergantung
suasana hati dosen ketika mengajar. Efektivitas pengajaran dengan e-learning
meningkat 25% dibanding pengajaran secara tradisional. E-learning yang
dirancang dengan course outline yang mutakhir membuat mahasiswa lebih mengerti
isi perkuliahan. Melihat kondisi geografis Indonesia berupa kepulauan yang
terpisah oleh laut, maka dengan e-learning akan dapat membantu distribusi
materi kuliah secara cepat. Perubahan materi kuliah cukup mengubah (update) di
server e-learning dan pada saat itu juga materi dapat di akses di tempat lain.
Kecepatan distribusi,E-learning dapat menjangkau karyawan yang
berada diluar wilayah pusat. Tim desain pelatihan hanyaperlu mempersiapkan
bahan pelatihan secepatnya dan menginstal hasilnya di server E-learning. Materi
dapat diterima langsung tanpa menunggu dalam waktu yang lama.
Efektifitas pengajaran, penyampaian pelajaran E-learning dapat
berupa simulasi dan kasus, mengunakan permainandan menerapkan teknologi animasi
canggih.bentuk-bentuk pembelajaran tersebut dapat membatu proses pembelajaran
dan mempertahankan minat belajar.
Selain adanya
keuntungan yang ditawarkan, e-learning juga memiliki keterbatasan yang harus
diwaspadai oleh pengelola. Keterbatasan ini meliputi budaya, investasi,
teknologi, infrastruktur dan materi.
1.Budaya,apabila pengajar terasa kurang cocok dan menyenangkan,
motivasi pelajar bertambah, begitu pula sbaliknya. Dalam pelatihan diruang
kelas,60% energi dari pengajar,sedangkan pelajar hanya mendengar dan mecacat.
Namun e-learning, 100% energi dari pelajar. Oleh karena itu, beberapa orang
masih merasa enggan berpindah dari pelatihan di kelas ke pelatihan e-learning.
2. Investasi, berupa beberapa biaya desain dan pembuatan program
e-learning management sistem, paket pelajaran dan biaya-biaya lainnnya,seperti
promosi. Apabila infrastruktur yang dimiliki belum memadai organisasi harus
mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli komputer,jaringan, server, dll
3. Teknologi, karena teknologi yang di gunakan beragam,ada
kemungkinan teknologi tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik
teknologi sehingga E-Learning tidak berjalan baik. Contoh : beberapa paket
pelajaran E-Learning yang hanya dapat dijalankan di browser explorer. Oleh
karena itu, kompatibilitas tenologi yang harus digunakan harus diteliti sebelum
memutuskanmenggunakan suatu paket E-Learning.
4. Infrastruktur, internet
belum menjangkau semua kota di indonesia. Layanan broadband baru ada di
kota-kota besar. Akibatnya, sebelum semua orangatau wilayah belum dapat
merasakan E-Learning dengan internet.
5.Materi, ada beberapa materi yang tidak dapat diajarkan melalui
E-Learning. Pelatihan yang banyak memerlukan banyak kegiatan fisik, seperti
olahraga dan instrumen musik, sulit disampaikan melalui E-Learning secara
sempurna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
E-Learning adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi
perkembangan jaman dengan dukungan Teknologi Informasi dimana semua menuju ke
era digital, baik mekanisme maupun konten. Pengembangan sistem e-Learning
sistem harus didahului dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan dari
pengguna (user
needs). Sesuai dengan paradigma rekayasa sistem dan perangkat
lunak, kebutuhan dari pengguna ini memiliki kedudukan tertinggi, dan merupakan
dasar kreasi dan kerja pengembangan pendidikan.
B. Saran
Hendaknya bagi pengelola dan orang-orang yang terjun dalam dunia
pendidikan menggunakan pemanfaatan teknologi informasi, komunikasi dalam bentuk
pembelajaran elektronik (E-Learning) sebagai salah satu cara yang
efektif dalam menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran yang masih
bersifat konvensional. Sehingga diharapkan ada peningkatan mutu, ketrampilan berpikir,
berinteraksi serta ketrampilan-ketrampilan ideal lainnya dari para peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com
Nasution, Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008.
Saefudin Sa’ud, Udin, Inovasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta, 2008.